Hadir di Wisuda Institut PTIQ Jakarta, Menteri Agama: Pahami Al-Qur’an dengan Moderat.

Hadir di Wisuda Institut PTIQ Jakarta, Menteri Agama: Pahami Al-Qur’an dengan Moderat.

Warta PTIQ – Sabtu, 30 November 2019, Institut PTIQ Jakarta menggelar Wisuda Sarjana strata 1 ke-22 , strata 2 ke-14, dan strata 3 ke-7. Acara yang digelar di Jakarta Convention Center ini diikuti oleh 486 wisudawan dan wisudawati dengan rincian sebagai berikut:

1.         Program Studi Ahwal al-Syakhsiyyah : 14   orang

2.         Program Studi Ekonomi Syariah : 27 orang

3.         Program Studi Pendidikan Agama Islam : 86 orang

4.         Program Studi  Pendidikan Islam Anak Usia Dini : 116 orang

5.         Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam : 41 orang

6.         Program Studi Manajemen Dakwah : 22 orang

7.         Program Studi Ilmu Al-Quran dan Tafsir S.1 : 42 orang

8.         Program Studi Ilmu Al-Quran dan Tafsir S.2 : 27 orang

9.         Program Studi Manajemen Pendidikan Islam S.2 : 86 orang

10.       Program Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir S.3 : 25 orang

Dalam sambutannya, Rektor Institut PTIQ Jakarta, Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA menyampaikan bahwa melalui prosesi wisuda ini, ia ingin meneguhkan salah satu misi Institut PTIQ Jakarta yang mengidealkan lulusannya sebagai alim ulama, guru, pendakwah, hakim, ekonom dan profesi apapun namanya yang tetap memiliki landasan kuat pada pengamalan Al-Qur’an, sehingga wisudawan Institut PTIQ adalah pemegang estafet  kepemimpinan para nabi dan rasul (warasatul anbiya) yang membimbing masyarakat dalam menunaikan tugasnya sebagai khalifah di bumi, dengan mendasarkan semua kegiatan pada Al-Qur’an dan As-Sunnah,  berfikir kritis, bertindak santun dan logis serta menjunjung tinggi kehormatan institut, agama, bangsa dan negara.

Hadir sebagai pemberi orasi dalam wisuda ini, Menteri Agama Republik Indonesia, Jendral TNI (Purn) Fachrul Razi. Ia menyampaikan tentang pengekspresian kecintaan kepada Al-Qur’an.

Dalam orasinya ia menyebut tiga macam orang dalam mengekspresikan kecintaan kepada Al-Qur’an. Pertama, ialah pencinta yang tidak kritis yang memahami Al-Qur’an tanpa melihat kontekstual. Kedua, Pecinta ilmiah, yaitu orang yang terpesona dengan Al-Qur’an tapi tidak lupa untuk mengkaji keindahan Al-Qur’an, memahami dan menafsirkannya secara kontekstual dengan kehidupan masa kini. Ketiga, ialah pecinta yang kritis yaitu bukan berarti mengkritik Al-Qur’an tetapi menjadikan pisau analisis modern dalam memahami Al-Qur’an untuk mengungkap banyak hal yang ada dalam jagat raya.

Dalam kesempatan ini juga Pak Menteri menyampaikan tentang pentingnya moderasi beragama. Ia menjelaskan bahwa yang dimoderasikan adalah cara beragamanya bukan agamanya karena agama memang sudah moderat.

Karena itu, dalam memahami Al-Qur’an setiap pecinta Al-Qur’an hendaknya memperhatikan tiga hal yaitu pahami Al-Qur’an dengan komprehensif, pahami Al-Qur’an dengan moderat, dan dialogkan teks Al-Qur’an dengan realitas karena ia adalah solusi problematika zaman.

About the Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like these