

23-24 Agustus 2024, Negeri Sembilan, Malaysia – Universitas PTIQ Jakarta, yang diwakili oleh Wakil Rektor 1 Dr. Imam Addaruquthni, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Dr. Baeti Rohman, M.A., dan Kaprodi S1 Ekonomi Syariah Dito Alif Pratama, M.A., turut serta dalam Rapat Koordinasi (Rakor) antara Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Malaysia dan 52 universitas yang tergabung dalam konsorsium kerja sama antara INTI International University Malaysia dan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI). Rakor ini diselenggarakan di Nilai Spring Resort, Negeri Sembilan, Malaysia, pada 23-24 Agustus 2024.
Rakor ini membahas evaluasi dan perencanaan lanjutan dari program pengabdian internasional yang telah dijalankan sejak tahun 2022, dengan fokus utama pada Sanggar Bimbingan (SB) yang dibentuk untuk memberikan pendidikan bagi anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Semenanjung Malaysia. Program ini berbentuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan durasi awal satu bulan, yang kemudian diperpanjang menjadi 4-6 bulan pada 2023.
Duta Besar RI untuk Malaysia, H.E. Hermono, menekankan pentingnya keberlanjutan program ini sebagai upaya mendukung anak-anak PMI agar mendapatkan akses pendidikan yang lebih baik. Program SB selama dua tahun terakhir berhasil memulangkan sejumlah anak PMI untuk melanjutkan pendidikan setingkat SMP dan SMA di Indonesia. Bagi anak-anak yang masih menetap di Malaysia dan melanjutkan studi ke jenjang SMA, mereka menerima beasiswa afirmasi pendidikan selama tiga tahun.
Dalam Rakor ini, juga dibahas mengenai program baru yang akan diluncurkan, yaitu “Bapak Asuh bagi Anak-Anak PMI di Malaysia.” Program ini bertujuan untuk memperkuat dukungan finansial dan moral bagi anak-anak PMI yang ingin melanjutkan pendidikan di Malaysia, dengan harapan agar semakin banyak anak PMI yang dapat meraih pendidikan berkualitas.
Menurut Wakil Rektor 1 Universitas PTIQ Jakarta, Dr. Imam Addaruquthni, program ini merupakan salah satu wujud nyata kepedulian bersama terhadap pendidikan anak-anak PMI yang seringkali terabaikan karena kondisi geografis dan keterbatasan akses pendidikan di luar negeri. “Program ini adalah langkah strategis untuk mengatasi kesenjangan pendidikan yang dialami oleh anak-anak PMI. Universitas PTIQ Jakarta berkomitmen penuh untuk terus terlibat aktif dalam mendukung keberlanjutan program ini, baik melalui KKN internasional maupun kegiatan pengabdian lainnya,” ujar Dr. Imam.
Ia juga menambahkan bahwa partisipasi Universitas PTIQ Jakarta dalam kegiatan ini bukan hanya sebatas pada pengajaran, tetapi juga dalam pendampingan secara holistik. “Kami berharap bahwa dengan adanya program ‘Bapak Asuh bagi Anak PMI,’ para anak-anak ini bisa mendapatkan pendidikan yang lebih layak, didukung oleh berbagai elemen, termasuk universitas-universitas di Indonesia,” tambahnya.
Sebelum kegiatan Rakor ini, perwakilan Universitas PTIQ Jakarta juga telah menandatangani nota kesepahaman dengan Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) terkait pelaksanaan program Magang dan KKN Internasional 2024. Kerja sama ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa Universitas PTIQ Jakarta agar terlibat langsung dalam pengajaran dan pembinaan anak-anak PMI, serta mendukung pendidikan berkelanjutan di kawasan tersebut.