Jakarta, 17 Agustus 2024 – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) Universitas PTIQ Jakarta menggelar acara penyaluran bantuan dari Yayasan Rumah Amal Sahabat Mabrur kepada Sanggar Belajar (SB) Sentul, Kuala Lumpur, Malaysia. Kegiatan ini berlangsung melalui Zoom meeting pada tanggal 17 Agustus 2024, mulai pukul 09.30 WIB hingga selesai. Acara ini merupakan tindak lanjut dari MoU antara FDIK Universitas PTIQ Jakarta dan SB Sentul Kuala Lumpur Malaysia.
Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, antara lain Pak Shoheh, Pimpinan SB Sentul; Dr. Topikurohman, M.A., Dekan FDIK; Dr. R Nanang Kuswara, M.M., Ketua Program Studi Manajemen Dakwah sekaligus Anggota Dewan Pembina Mabrur; Ahmad Fahrudin, M.Si., Ketua Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam; Wahab Nur Kadri, M.Sos., Dosen FDIK; dan Muhamad Ibtissam Han, Kepala Bagian IT dan Humas.
Dalam sambutannya, Pak Shoheh berbagi pengalaman dalam menyelenggarakan upacara kemerdekaan di antara para siswa SB Sentul. Ia menceritakan bagaimana para siswa merasakan kebahagiaan meski berada di tengah keterbatasan. “Meskipun kami berada jauh dari tanah air dan menghadapi berbagai tantangan, semangat kemerdekaan tetap menyala di hati kami. Para siswa sangat antusias mengikuti upacara dan merayakan hari bersejarah ini,” ujar Pak Shoheh.
Dekan FDIK, Dr. Topikurohman, M.A., juga memberikan sambutannya. Ia menyampaikan rasa bangga dan apresiasi kepada Yayasan Rumah Amal Sahabat Mabrur atas kepedulian yang tinggi terhadap pendidikan anak-anak Indonesia di Malaysia. “Penyaluran bantuan ini merupakan wujud nyata dari semangat gotong royong dan kepedulian terhadap sesama anak bangsa. Kami berharap bantuan ini dapat mendukung proses belajar-mengajar di SB Sentul dan memotivasi para siswa untuk terus semangat menuntut ilmu, meski dalam kondisi yang serba terbatas,” tuturnya.
Sebagai informasi, Sanggar Belajar (SB) adalah salah satu dari sekian banyak SB yang didirikan oleh KBRI di Malaysia. SB ini menampung ribuan anak keturunan Indonesia yang tidak mendapatkan hak belajar di sekolah formal akibat masalah terkait dokumen kewarganegaraan.
Acara ini diharapkan dapat mempererat hubungan antara Indonesia dan masyarakat Indonesia yang berada di luar negeri, sekaligus memperingati hari kemerdekaan dengan penuh makna.
Oleh: Muhamad Ibtissam Han (Kabag IT & Humas PTIQ)